Tuesday, June 29, 2010

MENEMUKAN ZONA EROTIS ANDA

Seluk beluk Zona Erotis Zona Erotis adalah titik-titik tertentu pada tubuh yang bila
disentuh akan menimbulkan perasaan nikmat. Meskipun perasaan yang dirasakan dapat berbeda antara tiap-tiap orang, titik-titik "tertentu" itu adalah bagian yang penuh dengan ujung-ujung saraf. Kulit di daerah tersebut paling sensitif bila mendapatkan sentuhan.

Titik paling penting pada seorang wanita adalah klitoris. Daerah ini merupakan bagian paling penting untuk mencapai orgasme dan kenikmatan seksual. Titik-titik lainnya yang juga dikenal dapat menghasilkan kenikmatan adalah daerah di antara kedua tungkai serta anus, yang secara umum disebut dengan perineum. Puting payudara juga dikenal sebagai daerah yang sangat sensitif. Puting payudara akan mengalami 'ereksi' bila mengalami kenikmatan seksual. Rangsangan pada daerah puting ini - khususnya dengan menggunakan mulut - akan menyebabkan pelepasan oksitosin, suatu zat kimia yang dipercaya berhubungan dengan timbulnya perasaan dekat atau terikat. Daerah
bibir juga dipenuhi dengan ujung-ujung saraf.

Tentu saja, setiap wanita memiliki daerah favorit masing-masing, mulai dari leher, daun telinga hingga tempat-tempat yang lebih unik seperti punggung bawah bagian tengah atau kaki.

Bagaimana dengan G-spot ? G-spot adalah suatu jaringan pada dinding bagian depan vagina (bagian yang paling dekat dengan dinding perut) dan disebut-sebut sebagai zona paling merangsang. G-spot diduga merupakan bagian belakang dari klitoris dan identik dengan kelenjar prostat pada pria. Akan tetapi tanpa melihat asal-usulnya secara anatomi, hanya ada sedikit bukti yang mendukung peran G-spot dalam mencapai orgasme.

Menjelajahi zona erotisKarena setiap wanita memiliki perbedaan yang sangat besar dalam merasakan suatu sentuhan, mengapa anda tidak mencoba menjelajah, mencari titik-titik tersebut bersama dengan pasangan anda? Masing-masing, secara bergantian dapat menjelajahi titik-titik yang mungkin merangsang dan menimbulkan kenikmatan pada tubuh pasangannya, dengan menggunakan sentuhan yang disertai sedikit tekanan.

Namun yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa zona erotis yang terbesar dari seorang wanita terletak pada otaknya. Tertarik pada mereka secara fisik dan menjalin hubungan yang baik merupakan dua rangsangan yang paling bermanfaat.

MASTURBASI

Masturbasi adalah rangsangan disengaja yang dilakukan pada organ genital untuk memperoleh kenikmatan dan kepuasan seksual. Hal ini sekali-sekali dilakukan oleh sebagian besar pria maupun wanita. Pada sebuah penelitian terungkap bahwa 95 persen pria dan 89 persen wanita dilaporkan pernah melakukan masturbasi. Ini adalah perilaku seksual pertama yang dilakukan oleh sebagian besar pria dan wanita, meskipun lebih banyak wanita daripada pria yang telah melakukan senggama bahkan sebelum mereka pernah melakukan masturbasi.

Sebagian besar pria yang melakukan masturbasi cenderung melakukannya lebih sering dibandingkan wanita, dan mereka cenderung menyatakan 'selalu' atau 'biasanya' mengalami orgasme ketika bermasturbasi (80 : 60). Ini adalah perilaku seksual yang paling umum nomor dua (setelah senggama), bahkan bagi mereka yang telah memiliki pasangan seksual tetap.

Sebagian besar anak-anak - seringkali setelah masa bayi - kadangkala menemukan kenikmatan ketika organ genitalnya dirangsang, tetapi jangan dipahami perilaku ini sebagai "seksual" sebelum mereka memasuki masa remaja. Selama masa remaja, persentase mereka (baik laki-laki maupun perempuan) yang melakukan masturbasi meningkat dengan pesat, terutama pada pria. Sebagian besar orang terus melakukan masturbasi ketika mereka telah dewasa, dan banyak juga yang melakukannya sepanjang hayat dikandung badan.

Masturbasi memunculkan banyak mitos tentang akibatnya yang merusak dan memalukan. Citra negatif ini bisa dilacak jauh ke belakang ke kata asalnya dari bahasa Latin, mastubare, yang merupakan gabungan dua kata Latin manus (tangan) dan stuprare (penyalahgunaan), sehingga berarti "penyalahgunaan dengan tangan". Anggapan memalukan dan berdosa yang terlanjur tertanam disebabkan karena porsi
"penyalahgunaan" pada kata itu hingga kini masih tetap ada dalam terjemahan moderen - meskipun para aparatur kesehatan telah sepakat bahwa masturbasi tidak mengakibatkan kerusakan fisik maupun mental.

Tidak juga ditemukan bukti bahwa anak kecil yang melakukan perangsangan diri sendiri bisa mengalami celaka.Yang terjadi adalah, sumber kepuasan seksual yang penting ini oleh beberapa kalangan masih ditanggapi dengan rasa bersalah dan kecemasan karena ketidaktahuan mereka bahwa masturbasi adalah kegiatan yang aman, juga karena pengajaran agama berabad-abad yang menganggapnya sebagai kegiatan yang berdosa. Terlebih lagi, banyak di antara kita telah menerima pesan-pesan negatif dari para orang tua kita, atau pernah dihukum ketika tertangkap basah melakukan masturbasi saat kanak-kanak. Pengaruh kumulatif dari kejadian-kejadian ini seringkali berujud kebingungan dan rasa berdosa, yang juga seringkali sukar dipilah. Saat di mana masturbasi menjadi begitu berbahaya adalah ketika ia sudah merasuk jiwa (kompulsif). Masturbasi kompulsif - sebagaimana perilaku kejiwaan yang lain - adalah pertanda adanya masalah kejiwaan dan perlu mendapatkan penanganan dari dokter jiwa.

Jadi, berlawanan dengan keyakinan kuno, masturbasi tidak akan menyebabkan munculnya birahi tanpa kendali, tidak akan menyebabkan anda buta atau tuli, menyebabkan anda flu, gila, tumbuh rambut pada tangan anda, gagap, atau membunuh anda. Masturbasi adalah ungkapan seksualitas yang alami dan tidak berbahaya bagi pria dan wanita, dan cara yang sangat baik untuk mengalami kenikmatan seksual. Bahkan, beberapa pakar berpendapat bahwa masturbasi bisa meningkatkan kesehatan seksual karena meningkatkan pemahaman seseorang akan bagian-bagian tubuhnya dan dengan cara bagaimana memuaskannya, membangun rasa percaya diri dan sikap dapat memahami diri sendiri.

Pengetahuan ini selanjutnya bisa dibawa untuk memperoleh hubungan seksual yang memuaskan di masa depan, baik dengan cara masturbasi bersama-sama pasangan, atau karena bisa memberitahukan pasangannya apa-apa saja yang bisa memuaskan diri mereka. Ini adalah usul yang bagus bagi setiap pasangan untuk membicarakan perilaku masturbasi mereka dan juga untuk menenangkan pasangan jika sewaktu-waktu salah satu di antara mereka lebih memilih untuk melakukan masturbasi
daripada senggama.

Dalam beberapa kejadian, masturbasi bersama-sama mungkin bisa diterima. Dilakukan sendirian ataupun dengan kehadiran pasangan, kegiatan ini bisa sangat menyenangkan dan menambah keintiman, jika ini tidak dianggap sebagai sebuah bentuk penolakan. Seperti kegiatan yang lainnya, jika ini tidak dikomunikasikan dengan baik, masturbasi
bisa diterjemahkan sebagai tanda amarah, keterasingan, ataupun ketidakbahagiaan terhadap hubungan yang sedang berlangsung.Dengan mengatasi stereotip negatif masyarakat dan perasaan pribadi masing-masing individu tentang masturbasi, maka para pria dan wanita bisa dengan merdeka mengeksplorasi dan menikmati seksualitas mereka secara pribadi, dengan cara yang memuaskan. Satu peringatan: untuk tetap memperoleh seks yang aman, masturbasi dengan pasangan bisa merupakan suatu alternatif yang menyenangkan bagi senggama, sepanjang anda menghindari kontak dengan cairan semen atau cairan vagina pasangan anda, khususnya jika anda mempunyai goresan atau luka terbuka.

Saturday, June 19, 2010

LIBIDO

Libido bukanlah istilah asing bagi kebanyakan orang. Libido (hasrat seksual) adalah istilah yang biasa digunakan oleh pendiri psikoanalis, Sigmund Freud, untuk menamakan hasrat atau dorongan seksual. Ia mengatakan bahwa dorongan ini dikarakteristikkan dengan bertumbuhnya secara bertahap sampai puncak intensitas, diikuti dengan penurunan tiba-tiba dari rangsangan. Waktu dia mempelajari proses ini pada pasien-pasiennya, Freud menyimpulkan bahwa berbagai kegiatan seperti makan dan minum, dan juga kencing serta buang hajat juga memiliki pola yang sama. Konsekuensinya, ia menyimpulkan bahwa tindakan ini juga memiliki hasrat seksual juga.

Freud juga tertarik pada perkembangan libido, yang ia lihat sebagai dorongan manusia yang paling dasar dan paling kuat. Ia percaya bahwa perkembangan libido dapat dibagi dalam beberapa tahap yang berbeda dan bisa dikenali. Selama bayi, ia melihat bahwa hasrat seksual terfokus di mulut, dan biasanya terwujud dalam kegiatan menyedot.
Ia menyebut ini sebagai tahap oral dalam perkembangan hasrat seksual. Dalam tahap tahun kedua dan ketiga dalam kehidupan anak, waktu si anak belajar menggunakan kamar kecil, fokus dari kenikmatan erotis berpindah ke fungsi rektal. Freud menamakan ini tahap anal.Kemudian, pada saat puber, fokus berpindah pada organ seks, suatu
periode perkembangan yang ia namakan tahap phallic dalam kedewasaan hasrat seks.

Dalam tahap berikut dari perkembangan, dorongan libido berfokus pada orang tua yang berlawanan jenis dan menambahkan warna erotis bagi pengalaman anak itu ke orang tuanya. Ketidak-setujuan orangtua pada dorongan seks yang tidak terkendali dipercaya oleh Freud akan berlanjut pada perkembangan jiwa manusia yang terdiri dari tiga komponen: id, ego dan superego. Id, insting-insting dan dorongan dasar (termasuk libido tapi juga dorongan lain seperti agresif) memberikan energi fisik yang diperlukan untuk melakukan kegiatan.

Ego, yang memiliki fungsi eksekutif, mengatur pemenuhan hasrat seks dan hasrat lainnya setiap hari dalam cara yang diterima dan bisa dilakukan di masyarakat. Superego adalah standar sosial dari perilaku yang telah dipahami dan dipelajari, termasuk kesadaran akan perilaku yang dilarang atau melanggar hukum. Dalam keadaan sadar, ada batas yang kuat memisahkan ketiga daerah ini, tapi waktu tidur atau berfantasi, batas ini melemah, memungkinkan kebangkitan ekspresi dari hasrat libido yang biasanya terkendali. Kesadaran akan dorongan dan fantasi yang tidak terkendali bisa membuat seseorang merasa malu atau rasa bersalah secara seksual. Freud percaya bahwa kepribadian seseorang terbentuk di awal kehidupan dan ditentukan
bagaimana dorongan dasarnya seperti libido dipuaskan. Kegagalan untuk memuaskan dorongan ini berakibat pada perkembangan pribadi dan kesehatan psikologis seseorang.Generasi berikut dari psikoanalis mempertanyakan karya Freud tentang libido. Beberapa menekankan titik dimana Freud terlalu menekankan perkembangan biologis dan kurang menekankan akibat dari faktor budaya dan sosial dalam perilaku dan praktek seksual.

Carl Jung, seorang psikiatris dan psikoanalis dari Swiss, menolak pandangan Freud tentang libido dengan menolak pandangan bahwa pengalaman seksual waktu bayi adalah penentu penting dalam masalah emosi orang dewasa. Jung membuat teori lain tentang libido yang memandang keinginan untuk hidup - dan bukan libido - adalah merupakan dorongan terkuat. Jung menekankan perbedaan antara kepribadian introvert dan ekstrovert. Ekstrovert adalah individu yang keinginannya mengarah kuat (tapi tidak semuanya) keluar ke orang lain dan dunia sekelilingnya. Mereka merasa nyaman di keadaan sosial dimana mereka berada dan sangat bisa berteman. Introvert adalah karakteristik kebalikannya, termasuk mengarahkan perhatian terhadap proses diri dan pikirannya. Mereka biasanya mengandalkan diri sendiri, introspektif, pemikir dan biasanya tidak terlalu nyaman dalam kelompok sosial yang besar. Jung menggunakan istilah libido untuk menunjuk pada energi mental yang bertanggung jawab untuk membuat dan menjaga intro/ekstrovert. Ia tidak percaya seseorang adalah introvert atau ekstrovert, tapi adalah campuran dari keduanya dalam berbagai tingkatan.

Banyak ahli psikologis kontemporer memandang libido sebagai potensi dasar manusia yang - walau berakar pada biologi manusia (misalnya, hormon) - terbentuk karena budaya dan pengalaman. Dengan kata lain, dorongan dasar manusia untuk kegiatan reproduksi dan potensi berdasar biologis untuk mendapatkan kenikmatan dari tindakan yang berhubungan dengan kontak fisik (misalnya titik saraf di kulit dan membran mukosa) yang dibentuk oleh pengalaman seseorang dalam pertumbuhannya dalam suatu keluarga dan masyarakat.Bagaimana motivasi seksual distrukturkan, dan melalui bagaimana dorongan seksual dipuaskan, dan apakah tindakan tertentu dinamakan atau dihindari sebagai tidak pantas, semuanya ditentukan oleh pengaruh sosial tersebut.

Monday, June 14, 2010

G-SPOT BUKAN SEKEDAR PEMBERI KENIKAMATAN

Ternyata salah satu zona erotis wanita atau tepatnya G-spot, tidak hanya berperan sebagai organ pemberi rasa nikmat saat melakukan hubungan intim. Para peneliti mengatakan bahwa proses evolusi kemungkinan telah mendesain zona ini menjadi organ yang dapat mengurangi rasa sakit ketika melahirkan.

Ahli kandungan Jerman, Dr. Ernst Grafenberg, yang huruf 'G-nya' dipakai dalam G-spot, pertama-tama menggambarkan zona erotis wanita ini sekitar 50 tahun yang lalu. Sejak saat itu, para peneliti telah bertanya-tanya mengenai peran sesungguhnya dari G-spot. Beberapa penelitian pada hewan telah memperlihatkan bahwa selain memberi kenikmatan, G-Spot juga memiliki efek pereda nyeri.

Sejak awal tahun 80-an, Dr. Beverly Whipple dan rekan-rekan dari Rutgers University Newark, New Jersey, telah melakukan serangkaian penelitian untuk membuktikan apakah penemuan pada hewan tersebut dapat diterapkan pada manusia (wanita).

Penelitian mereka secara konsisten telah menunjukkan kalau penemuan itu memang bisa diterapkan pada manusia. 'Kami memiliki hipotesa bahwa tanpa adanya G-spot, proses persalinan akan menjadi jauh lebih menyakitkan," ujar Whipple. Hasil penelitian mereka dilaporkan dalam Scandinavian Journal of Sexology, edisi terbaru.

Setelah melakukan kira-kira selusin penelitian, tim Whipple telah menemukan bahwa dengan merangsang zona ini, ambang nyeri para wanita dapat ditingkatkan secara bermakna. Tekanan pada G-Spot selama proses persalinan tampaknya dapat menciptakan sejenis efek analgesik (penghilang nyeri) alami.

Whipple mengaku mulai menemukan lebih banyak bukti mengenai hal ini saat melakukan penelitian terhadap para wanita yang gemar mengkonsumsi makanan yang kaya akan cabai di Meksiko. Cabai diketahui mengandung suatu zat kimia bernama capsaicin, yang pada penelitian dengan hewan dapat menumpulkan efek pereda nyeri dari G-spot.

Para wanita yang sering mengkonsumsi makanan pedas, tidak mengalami peningkatan ambang nyeri ketika G-spot mereka dirangsang. Capsaicin tampaknya telah merusak saraf-saraf tertentu yang merupakan kunci dari efek penghambat nyeri alami dari G-spot.

Whipple mengatakan, ia mulai mengerti secara khusus mengapa para wanita berbahasa Spanyol di wilayahnya mengalami saat-saat yang berat ketika melahirkan. Sebelumnya ia menduga kalau hal itu disebabkan oleh perbedaan kebudayaan dan cara mengekspresikan rasa sakit.


Thursday, June 10, 2010

G-SPOT

G-spot (atau titik Grafenberg) adalah daerah sebesar uang logam yang teramat sensitif dan terletak di bawah permukaan liang vagina yang menghadap ke arah depan tubuh. Meskipun lokasinya berbeda-beda, G-spot biasanya terletak di tengah antara tulang pinggul dan serviks, sekitar 4,5 sentimeter ke dalam vagina. Para peneliti telah menemukan bahwa pada beberapa wanita rasa sensitifnya lebih banyak sepanjang dinding vagina bagian atas, dan tidak hanya pada satu titik. Karena G-spot berada dibawah permukaan dinding vagina, maka harus dirangsang secara tidak langsung melalui dinding vagina.

Banyak wanita dikabarkan merasa ingin mengeluarkan air seni ketika titik ini pertama kali dirangsang, namun ketika rangsangan dilanjutkan(dengan kantung kemih yang kosong), rasanya sangat nikmat. Beberapa dari mereka malahan mencapai orgasme, dan ada juga yang mengeluarkan cairan seiring dengan kontraksi orgasmik tadi. Nama ini diberikan oleh para peneliti Perry dan Whipple untuk menghormati ahli kandungan Jerman Ernst Grafenberg, yang pertama kali menulis tentang hal ini, namun keberadaan G-spot serta lokasinya, telah banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi. Grafenberg sendiri menunjuk daerah sensitif ini sebagai titik di mana uretra (saluran yang menyalurkan air seni dari kantung kemih) berada paling dekat dengan puncak dinding vagina.

Perry dan Whipple bersikeras bahwa daerah ini terletak lebih tinggi lagi sepanjang vagina, sementara ahli seksologi lainnya berkata bahwa seluruh dinding luar vagina, dan bukannya hanya satu titik, berisi ujung-ujung syaraf yang mampu menghasilkan efek rangsangan hebat ketika dirangsang (stimulasi).

Penelitian lainnya menunjukkan bahwa untuk beberapa wanita, G-spot sama sekali tidak ada. Juga yang masih diperdebatkan adalah komposisi cairan (kadang disebut hasil ejakulasi wanita) yang dikeluarkan oleh beberapa wanita selama orgasme akibat rangsangan G-spot. Menurut beberapa peneliti cairan itu adalah urin; lainnya mengatakan bahwa itu adalah unsur yang mirip dengan cairan dalam air mani laki-laki (tanpa sperma, tentunya). Tidak semua wanita yang memiliki G-spot mengeluarkan cairan, dan dari beberapa wanita yang mengeluarkan, tidak selalu keluar bersama setiap orgasme G-spot.

Sangatlah sulit bagi seorang wanita untuk menjelajahi G-spot-nya sendiri karena kebanyakan tidak memiliki jari cukup panjang untuk mencapainya. Diperlukan alat yang tepat, aman dan bersih untuk dimasukkan ke dalam vagina dalam mencari titik ini. Dan bekerja sama dengan partner yang dipercaya akan sangat nikmat dalam menemukan
G-spot seorang wanita. Dengan bereksperimen, seorang wanita dapat menemukan jenis rangsangan yang dirasanya paling cocok.

Rangsangan dengan penis biasanya lebih efektif bila dilakukan dengan tekanan yang tetap dan santai, bukan dengan sodokan penis yang biasa, karena G-spot biasanya perlu tekanan yang kuat dan di tempat yang sama. Menambah tekanan secara perlahan akan membantu menemukan tekanan yang optimum untuk kenikmatan erotis tanpa rasa sakit. Beberapa wanita mampu mencapai klimaks hanya dengan tekanan semacam ini;
untuk beberapa lainnya mungkin akan sangat menaikkan tingkat rangsangannya.

Hubungan seks anal dan posisi wanita di atas adalah cara-cara efektif untuk menghasilkan rangsangan lebih langsung.

GAGAL MENCAPAI ORGASME

Salah satu hal yang ingin dicapai oleh pasangan yang melakukan hubungan badan adalah orgasme. Tapi mengapa beberapa wanita sulit mencapai orgasme?Masyarakat ilmiah tidak mengerti bagaimana kerja mekanisme di dalam otak yang memungkinkan terjadinya orgasme. Akibatnya, hanya tersedia sedikit data ilmiah yang menjelaskan mengapa beberapa wanita tidak sanggup mencapai orgasme. Apa yang dapat anda lakukan untuk memperbaiki hal ini?

Kenali diri sendiri.

Merasa nyaman dengan tubuh sendiri adalah langkah pertama untuk mencapai orgasme. Ada beberapa orang yang mengatakan bahwa masturbasi dapat menolong mereka untuk mengenali tubuh sendiri dengan lebih baik. Mereka menjadi lebih peka dan tahu daerah-daerah mana di tubuh mereka yang lebih sensitif. Tentu saja hal ini belum tentu berlaku untuk semua orang.

Pastikan suasana hati anda sedang bagus.

Anda harus merasa rileks dan nyaman sehingga dapat merasakan kenikmatan seksual sepenuhnya dengan diri sendiri atau bersama pasangan anda. Kalau anda sedang marah dengan pasangan anda, ini mungkin bukan saat yang paling tepat melakukan hubungan seksual.

Bicaralah dengan pasangan anda.

Beritahukan kepadanya apa yang dapat merangsang gairah seksual anda. Banyak wanita tidak sanggup mencapai orgasme melalui senggama. Ini bukanlah disfungsi seksual, melainkan hanya berarti bahwa pasangan anda perlu mengenali lebih jauh apa yang anda rasa paling menggairahkan. Misalnya, rangsangan klitoris terus-menerus dibutuhkan oleh banyak wanita untuk mencapai orgasme, sehingga katakanlah kepada pasangan anda agar dia terus melakukan rangsangan ini kalau perlu. Tetapi sebaliknya ada yang tidak begitu menyukai bila hal ini dilakukan terlalu lama, anda perlu mengungkapkannya pula. Merahasiakan hal tersebut tidak akan membantu anda sama sekali.

Coba cara baru.

Bila dengan cara yang biasa tidak menolong anda, mungkin saatnya bagi anda untuk mencoba cara baru. Rangsangan klitoris dengan tangan mungkin jarang dialami beberapa wanita sebagai sarana untuk mencapai orgasme, sehingga anda dianjurkan mencari metode rangsangan alternatif. Pada beberapa wanita, alat Vibrator merupakan cara yang
baik untuk memijat klitoris selama melakukan hubungan badan. Pada wanita lain mungkin alat bantu lain lebih membantu.

Bersikap positif.

Beberapa wanita mencapai tahap rangsangan dimana kenikmatannya tidak bertambah lagi. Banyak orang merasa saat inilah kenikmatan mereka berhenti dan mereka tidak akan sanggup lagi mencapai orgasme. Begitu seorang wanita yakin dirinya tidak akan sanggup lagi mengalami orgasme, itulah sering apa yang akan terjadi.

Rabalah diri anda.

Tidak ada salahnya anda meraba-raba tubuh anda sendiri selama melakukan hubungan seksual bersama pasangan anda. Rangsangan pada diri sendiri tidak ada salahnya, dan seringkali dapat mempertinggi kenikmatan hubungan badan tersebut.

FOKUS SENSASI

Fokus Sensasi adalah urutan dari latihan-latihan yang spesifik bagi pasangan di mana masing-masing pihak bergantian memberikan perhatian yang makin meningkat pada perasaan mereka. Latihan ini awalnya dikembangkan oleh Masters dan Johnson untuk membantu pasangan yang mengalami masalah seksual, tapi bisa juga digunakan sebagai variasi dan untuk meningkatkan kesadaran pribadi mengenai pasangan anda.
Saat digunakan sebagai perawatan, fokus sensasi dilakukan dalam beberapa tahap pada saat terapi. Tahap pertama biasanya dilakukan sekitar sesi terapi ketiga, setelah asal dari masalah seksual telah didiskusikan dan pasangan tersebut telah mempunyai pemahaman yang jelas mengenai alasan perawatan.

Di tahap pertama, pasangan itu mempunyai dua sesi di mana mereka bergantian saling menyentuh tubuh masing-masing, tapi tak boleh menyentuh daerah payudara dan kelamin. Kegunaannya bukanlah seksual tapi untuk membangun kepekaan rasa dengan mengenali tekstur, suhu, dan bentuk sambil melakukan sentuhan, atau cukup untuk mendapatkan kepekaan dari merasakan sentuhan dari pasangan. Orang yang melakukan sentuhan harus menyentuh apa yang ia ingin sentuh, bukan atas dasar apa yang disukai pasangannya. Pasangan ini diinstruksikan bahwa bila gairah seksual bangkit, mereka tidak boleh terus berlanjut ke hubungan seks. Masters dan Johnson menyarankan bahwa latihan fokus sensasi harus sehening mungkin karena bicara bisa mengalihkan perhatian. Tentunya pasangan yang disentuh harus memberi tahu, dengan verbal atau non-verbal, bila sentuhan lawannya tidak menyenangkan.

Di tahap berikutnya, sentuhan berkembang meliputi payudara dan kelamin. Orang yang melakukan sentuhan diinstruksikan untuk mulai dengan sentuhan pada bagian tubuh yang umum, tidak segera menyentuh kelamin atau payudara. Sekali lagi penekanannya adalah untuk kesadaran sensasi fisik dan bukan harapan adanya tanggapan seksual,
dan hubungan seks dan orgasme masih tidak diperbolehkan. Pasangan tersebut kemudian diminta untuk bergantian melakukan teknik "menumpang tangan" sebagai alat komunikasi non verbal. Dengan menempatkan satu tangan di atas tangan pasangannya sambil disentuh, seseorang bisa menandai apabila ia merasa tekanan yang menurun atau meningkat, kecepatan yang meningkat atau menurun, atau perubahan ke suatu titik yang lain. Masters dan Johnson memperingatkan bahwa pesan non-verbal ini harus dibawakan sedemikian rupa hingga orang yang disentuh tidak memegang kendali, tapi hanya menambah sedikit input untuk sentuhan-sentuhan tersebut, yang pada pokoknya adalah berdasarkan minat dari yang meraba.

Di tahap berikutnya, bukan lagi bergantian meraba tapi keduanya saling meraba secara bersamaan. Tujuan dari latihan ini adalah untuk melatih bentuk yang lebih alami dan nyata dari interaksi fisik (orang tidak biasanya bergantian saling meraba), dan untuk menolong masing-masing pasangan memindahkan perhatian pada bagian tertentu pada tubuh lawannya, bukan memperhatikan tanggapannya. Pasangan-pasangan ini diingatkan bahwa walaupun sudah sangat bergairah, hubungan seks masih dilarang.
Naik ke tahap berikutnya, masih dengan saling meraba bersama-sama, lalu pada titik tertentu si wanita berada di atas tanpa usaha memasukkan penis ke dalam vagina. Dalam posisi ini, si wanita boleh menggosok penis pada daerah klitoris, vulva, dan mulut vagina dengan tidak memperdulikan apakah si pria ereksi atau tidak.

Di sesi selanjutnya, si wanita boleh menaruh ujung penis ke dalam vagina bila terjadi ereksi, dengan tetap memusatkan perhatian pada sensasi fisik dan langsung berhenti atau menahan bila salah satu hendak mencapai orgasme atau gugup. Setelah menyelesaikan satu atau dua sesi dari tingkat ini, pasangan suami-istri biasanya sudah merasa nyaman untuk melanjutkan pada hubungan seks penuh tanpa kesulitan.

Teknik yang cukup sederhana ini digunakan sebagai bagian dari program yang komprehensif dari terapi psikologi dan bisa mencapai hasil yang dramatis, bahkan dalam kasus gangguan seksual yang berat yang telah berlangsung bertahun-tahun. Para profesional umumnya setuju bahwa ada dinamika yang beragam yang berperan dalam suksesnya latihan yang kelihatannya sederhana ini. Salah satunya, latihan fokus sensasi adalah bentuk pelemahan jiwa di mana sebuah situasi yang ditakuti secara perlahan diatasi dengan memecahkannya menjadi langkah-langkah tunggal yang dialami dalam kondisi yang aman. Lebih jauh lagi, instruksi yang eksplisit melarang bangkitnya gairah seksual dan orgasme membebaskan masing-masing pasangan dari tekanan untuk menciptakan tanggapan seksual yang cukup bagi pasangannya.

Adalah juga penting bahwa mereka diberikan kesempatan untuk mengalami kenikmatan. Karena itu, fokus sensasi adalah pengalaman belajar di mana tanggapan yang nikmat dapat dibentuk dan kecemasan seksual dikurangi karena ketakutan akan kegagalan sudah diatasi.Unsur terapi tambahan fokus sensasi berhubungan dengan psikodinamika

dari masalah psikoseksual pasangan. Masters dan Johnson, bersama ahli terapi seks terkenal Helen Singer Kaplan, mencatat bahwa dalam meraba dengan lembut pasangan masing-masing, pasangan dapat mengalami kecemasan tentang keintiman fisik yang berasal dari satu pihak atau keduanya. Kecemasan itu, dan sikap penolakan yang mengikutinya menjadi jalan penting bagi eksplorasi psikoterapi, dan bisa jadi sangat penting untuk mengerti dan mengembangkan hubungan pasangan pada umumnya, yang hampir pasti mempunyai pengaruh yang penting dalam fungsi seksual mereka.