Thursday, June 10, 2010

FOKUS SENSASI

Fokus Sensasi adalah urutan dari latihan-latihan yang spesifik bagi pasangan di mana masing-masing pihak bergantian memberikan perhatian yang makin meningkat pada perasaan mereka. Latihan ini awalnya dikembangkan oleh Masters dan Johnson untuk membantu pasangan yang mengalami masalah seksual, tapi bisa juga digunakan sebagai variasi dan untuk meningkatkan kesadaran pribadi mengenai pasangan anda.
Saat digunakan sebagai perawatan, fokus sensasi dilakukan dalam beberapa tahap pada saat terapi. Tahap pertama biasanya dilakukan sekitar sesi terapi ketiga, setelah asal dari masalah seksual telah didiskusikan dan pasangan tersebut telah mempunyai pemahaman yang jelas mengenai alasan perawatan.

Di tahap pertama, pasangan itu mempunyai dua sesi di mana mereka bergantian saling menyentuh tubuh masing-masing, tapi tak boleh menyentuh daerah payudara dan kelamin. Kegunaannya bukanlah seksual tapi untuk membangun kepekaan rasa dengan mengenali tekstur, suhu, dan bentuk sambil melakukan sentuhan, atau cukup untuk mendapatkan kepekaan dari merasakan sentuhan dari pasangan. Orang yang melakukan sentuhan harus menyentuh apa yang ia ingin sentuh, bukan atas dasar apa yang disukai pasangannya. Pasangan ini diinstruksikan bahwa bila gairah seksual bangkit, mereka tidak boleh terus berlanjut ke hubungan seks. Masters dan Johnson menyarankan bahwa latihan fokus sensasi harus sehening mungkin karena bicara bisa mengalihkan perhatian. Tentunya pasangan yang disentuh harus memberi tahu, dengan verbal atau non-verbal, bila sentuhan lawannya tidak menyenangkan.

Di tahap berikutnya, sentuhan berkembang meliputi payudara dan kelamin. Orang yang melakukan sentuhan diinstruksikan untuk mulai dengan sentuhan pada bagian tubuh yang umum, tidak segera menyentuh kelamin atau payudara. Sekali lagi penekanannya adalah untuk kesadaran sensasi fisik dan bukan harapan adanya tanggapan seksual,
dan hubungan seks dan orgasme masih tidak diperbolehkan. Pasangan tersebut kemudian diminta untuk bergantian melakukan teknik "menumpang tangan" sebagai alat komunikasi non verbal. Dengan menempatkan satu tangan di atas tangan pasangannya sambil disentuh, seseorang bisa menandai apabila ia merasa tekanan yang menurun atau meningkat, kecepatan yang meningkat atau menurun, atau perubahan ke suatu titik yang lain. Masters dan Johnson memperingatkan bahwa pesan non-verbal ini harus dibawakan sedemikian rupa hingga orang yang disentuh tidak memegang kendali, tapi hanya menambah sedikit input untuk sentuhan-sentuhan tersebut, yang pada pokoknya adalah berdasarkan minat dari yang meraba.

Di tahap berikutnya, bukan lagi bergantian meraba tapi keduanya saling meraba secara bersamaan. Tujuan dari latihan ini adalah untuk melatih bentuk yang lebih alami dan nyata dari interaksi fisik (orang tidak biasanya bergantian saling meraba), dan untuk menolong masing-masing pasangan memindahkan perhatian pada bagian tertentu pada tubuh lawannya, bukan memperhatikan tanggapannya. Pasangan-pasangan ini diingatkan bahwa walaupun sudah sangat bergairah, hubungan seks masih dilarang.
Naik ke tahap berikutnya, masih dengan saling meraba bersama-sama, lalu pada titik tertentu si wanita berada di atas tanpa usaha memasukkan penis ke dalam vagina. Dalam posisi ini, si wanita boleh menggosok penis pada daerah klitoris, vulva, dan mulut vagina dengan tidak memperdulikan apakah si pria ereksi atau tidak.

Di sesi selanjutnya, si wanita boleh menaruh ujung penis ke dalam vagina bila terjadi ereksi, dengan tetap memusatkan perhatian pada sensasi fisik dan langsung berhenti atau menahan bila salah satu hendak mencapai orgasme atau gugup. Setelah menyelesaikan satu atau dua sesi dari tingkat ini, pasangan suami-istri biasanya sudah merasa nyaman untuk melanjutkan pada hubungan seks penuh tanpa kesulitan.

Teknik yang cukup sederhana ini digunakan sebagai bagian dari program yang komprehensif dari terapi psikologi dan bisa mencapai hasil yang dramatis, bahkan dalam kasus gangguan seksual yang berat yang telah berlangsung bertahun-tahun. Para profesional umumnya setuju bahwa ada dinamika yang beragam yang berperan dalam suksesnya latihan yang kelihatannya sederhana ini. Salah satunya, latihan fokus sensasi adalah bentuk pelemahan jiwa di mana sebuah situasi yang ditakuti secara perlahan diatasi dengan memecahkannya menjadi langkah-langkah tunggal yang dialami dalam kondisi yang aman. Lebih jauh lagi, instruksi yang eksplisit melarang bangkitnya gairah seksual dan orgasme membebaskan masing-masing pasangan dari tekanan untuk menciptakan tanggapan seksual yang cukup bagi pasangannya.

Adalah juga penting bahwa mereka diberikan kesempatan untuk mengalami kenikmatan. Karena itu, fokus sensasi adalah pengalaman belajar di mana tanggapan yang nikmat dapat dibentuk dan kecemasan seksual dikurangi karena ketakutan akan kegagalan sudah diatasi.Unsur terapi tambahan fokus sensasi berhubungan dengan psikodinamika

dari masalah psikoseksual pasangan. Masters dan Johnson, bersama ahli terapi seks terkenal Helen Singer Kaplan, mencatat bahwa dalam meraba dengan lembut pasangan masing-masing, pasangan dapat mengalami kecemasan tentang keintiman fisik yang berasal dari satu pihak atau keduanya. Kecemasan itu, dan sikap penolakan yang mengikutinya menjadi jalan penting bagi eksplorasi psikoterapi, dan bisa jadi sangat penting untuk mengerti dan mengembangkan hubungan pasangan pada umumnya, yang hampir pasti mempunyai pengaruh yang penting dalam fungsi seksual mereka.

0 comments:

Post a Comment