Thursday, July 1, 2010

MENOPAUSE PREMATURE

"Memang ada yah yang namanya menopause prematur?" Mungkin pertanyaan ini yang pertama kali muncul di benak anda saat mulai membaca artikel ini. Tidak seperti menopause yang umum dialami para wanita usia lanjut, gangguan ini jarang dikemukakan dalam media. Mungkin karena hanya dialami oleh segelintir wanita, ia akhirnya jarang diperdengarkan.

Istilah menopause prematur ditujukan kepada mereka yang mengalami menopause sebelum berusia 40 tahun. Hal ini menandakan kalau para penderitanya akan mengalami gejala-gejala menopause sebelum mereka memasuki usia 40.

Sedangkan istilah menopause dini (early menopause) ditujukan kepada mereka yang mengalami menopause lebih awal daripada biasanya (pada awal usia 40 tahun). Menopause dini bukanlah sebuah istilah klinis, sebab menopause yang dialami masih berada dalam rentang usia yang "normal".

Menopause prematur yang muncul secara spontan –bukan akibat pembedahan pengangkatan rahim dan indung telur, terapi radiasi ataupun kemoterapi– sering disebut sebagai kegagalan indung telur prematur alias POF (prematur ovarian failure). Sebutan ini menandakan kalau indung telur (ovarium) para penderita tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya. Organ ini berhenti berfungsi sebelum waktunya.

Jika menopause prematur yang dialami para penderita terjadi akibat pembedahan pengangkatan tumor di rahim dan indung telur, terapi radiasi, maupun kemoterapi, mereka pun menghadapi situasi yang sama dengan menopause yang terjadi secara spontan, meski dikarenakan oleh penyebab yang berbeda.

Pemeriksaan darah untuk menentukan POF
POF bisa terjadi sebelum dan setelah pubertas. Jika POF muncul sebelum pubertas, para penderitanya akan mengalami gangguan perkembangan seksual dan tidak mengalami datangnya menstruasi. Jika muncul setelah usia pubertas, para penderitanya akan mengalami amenore (tidak haid) dan infertilitas (ketidaksuburan).

Pemeriksaan darah untuk menentukan adanya POF dilakukan dengan memeriksa kadar dua jenis hormon yang merangsang indung telur untuk melepaskan sel telur. Kedua hormon tersebut adalah FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (luteinizing hormone). Peningkatan dari kedua jenis hormon ini menandakan terjadinya menopause prematur.

Terapi penggantian hormon (HRT)Para wanita yang mengalami menopause prematur dapat mengurangi gejala-gejala menopause dengan menjalani HRT. Indung telur secara
normal memproduksi hormon estrogen, progesteron, dan androgen hingga sekitar usia 50an. Setelah melewati usia tersebut, indung telur hanya memproduksi androgen. Namun, tidak ada terapi penggantian estrogen yang benar-benar dapat menyamai fluktuasi rumit dari hormon-hormon yang muncul secara alami.

Para wanita penderita menopause prematur memiliki beberapa risiko unik karena turunnya kadar hormon estrogen dalam tubuh. Osteoporosis dapat muncul lebih dini dalam kehidupan dan mengakibatkan pengeroposan serta keretakan tulang. Risiko terhadap penyakit kardiovaskular di kemudian hari juga meningkat. Sebagian penderita
menemukan bahwa daya respon seksual mereka lebih rendah dibanding rekan-rekan sebaya mereka.

Jika anda memilih untuk tidak menjalani HRT, perhatian khusus pada gaya hidup berikut ini dapat membantu anda meminimalkan risiko terkena penyakit-penyakit tersebut.

Tetap aktif berolahraga. Aktivitas olahraga, terutama yang bertumpu pada beban tubuh, diperlukan untuk kesehatan tulang dan membangun kebugaran jantung. Senantiasa konsultasikan dengan dokter sebelum memulai serangkaian olahraga.Hentikan kebiasaan merokok. Rokok dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.Kurangi konsumsi minuman beralkohol. Alkohol berlebihan dapat mengganggu pertumbuhan sel-sel tulang.Konsumsi diet rendah lemak dan tinggi serat.
Dapatkan asupan kalsium yang memadai. Badan kesehatan AS dan Kanada merekomendasikan 1.000 hingga 1.500 mg kalsium setiap hari untuk para wanita menopause.Lakukan pemeriksaan kadar kolesterol darah secara teratur.

0 comments:

Post a Comment